A. Keindahan
a. Apakah keindahan itu?
Terdapat perbedaan luasnya pengertian, yakni :
- Keindahan dalam arti luas
- Keindahan dalam arti estetis murni
- Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai suatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal pengetian keindahan dalam arti estetis yang disebut "symmetria" untuk keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya pada karya pahat dan arsitektu) dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang cerapnya. Sedangkan keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
b. Nilai estetik
Nilai yang terhubung dengan segala sesuatu yang tecakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik.
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana uuntuk sesuatu hal lainnya (instumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Niali instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
c. Kontemplasi dan ekstansi
d. Apa sebab manusia menciptakan keindahan?
- Tata nilai yang telah usang. Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajat wania lebih rendah dari derajat laki-laki. Hal ini menjadi tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai contoh novel yang menggambarkan keadaan ini ialah "Layar Kembang" oelh Sutan Takdir Alisyahbana, "Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.
- Kemerosotan zaman. Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan adanya kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama dan moral masyarakat. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sanjak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta". Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih hancur dari pelacur.
- Penderitaan manusia. Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat dari nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
- Keagungan tuhan. Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta seta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
d. Keindahan menurut pandangan romantik
A thing of beuty is a joy forever
its loveliness iscreases; it will never pass into nothingness
B. Renungan
a. Teori Pengungkapan
b. Teori metafisik
c. Teori psikologis
C. Keserasian
a. Teori obyektif dan teori subyektif
b. Teori perimbangan
Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagi pengukuran proporsi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah. Menurut teori proporsi keindahan terdapat dalam suatu benda yang bagian-bagiannya mempunyai hubungan satu sama lain sebagi bilang-bilangn kecil.
- 07.29
- 0 Comments