Manusia dan Keindahan

A. Keindahan
               Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.

a. Apakah keindahan itu?
Terdapat perbedaan luasnya pengertian, yakni :
  1. Keindahan dalam arti luas
  2. Keindahan dalam arti estetis murni
  3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
               Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai suatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal pengetian keindahan dalam arti estetis yang disebut "symmetria" untuk keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya pada karya pahat dan arsitektu) dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
               Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang cerapnya. Sedangkan keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.

b. Nilai estetik
               Nilai yang terhubung dengan segala sesuatu yang tecakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik.
               Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana uuntuk sesuatu hal lainnya (instumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Niali instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

c. Kontemplasi dan ekstansi
               Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalag dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. 
               Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. 

d. Apa sebab manusia menciptakan keindahan?
               Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemorosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan dan lainnya. Berikut ini diuraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
  1. Tata nilai yang telah usang. Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajat wania lebih rendah dari derajat laki-laki. Hal ini menjadi tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai contoh novel yang menggambarkan keadaan ini ialah "Layar Kembang" oelh Sutan Takdir Alisyahbana, "Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.
  2. Kemerosotan zaman. Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan adanya kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama dan moral masyarakat. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sanjak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta". Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih hancur dari pelacur.
  3. Penderitaan manusia. Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat dari nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
  4. Keagungan tuhan. Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta seta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
d. Keindahan menurut pandangan romantik
               Dalam buku AN Essay on Man (1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak pernah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata penyair romantik John Keats (1794-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
A thing of beuty is a joy forever
its loveliness iscreases; it will never pass into nothingness
               Dia mengatakan bahwa sesuatu yang indah adalah keringanan selama-lamanya, kemolekannya bertambah dan tidak berlalu ke ketiadaan. Dari sini kita mengetahui bahwa keindahan hanyalah sebuah konsep yang baru berkomunikasi seteh mempunyai bentuk. Karena itu dia tidak berbicara langsung mengenai keindahan, akan tetapi sesuatu yang indah. 
               Dalam sajak di atas, Keats mengambil bahannya dari Endymion yang terdapat dalam mitologi Yunani kuno. Endymion dalam mitologi itu sendiri merupakan penjabaran dari konsep keindahan pada jaman Yunani kuno. Menurut mitologi Yunani ini, Endymion adalah seorang gembala yang oleh para dewa diberi keindahan abadi. Dia selalu muda, selamanya tidur dan tidak pernah diganggu oleh siapapun.

B. Renungan
               Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori ialah :

a. Teori Pengungkapan
               Dalil dari teori ini ialah bahwa "Art is an expression of human feelng" (seni adalah suatu pengungkapan dari  perasaan manusia). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Itala Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris "aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic". Beliau antara lain menyatakan bahwa "art is expression of impressions" (seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intution.
               Intitusi adalah pengetahuan intutif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individu yang menghasilkan gambaran angan-anag. Dengan demikian pengungkapan itu berwujud pelbagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis dan kata.

b. Teori metafisik
               Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni, Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdpat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita Ilahi itu, Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan minemis (tiruan) dari realita Ilahi itu.

c. Teori psikologis
               Sebagian ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptannya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bahwa sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bantuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
               Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Meurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.
               Sebuah teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologi ialah teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagai suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia. Menurut teori penandaan itu karya seni adalah iconic signs dari proses psikologis yang berlangsung dalam diri manusia, khususnya tanda-tanda dari perasaannya.

C. Keserasian
               Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan keseimbangan.
               Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas/pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. kualitas yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symetry), keseimbangan (balance) dan keterbalikan (contrast). Selanjutnya dalam hal ini keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan keterbalikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.

a. Teori obyektif dan teori subyektif
               Pendukung teori obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury dan Emund Burke. Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. 
               Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya.

b. Teori perimbangan 
               Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindaha dianggap sebagi kualita dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagi perimbangan atau perbandingan angka-angka.
Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagi pengukuran proporsi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah.  Menurut teori proporsi keindahan terdapat dalam suatu benda yang bagian-bagiannya mempunyai hubungan satu sama lain sebagi bilang-bilangn kecil.
               Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke-17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.

Manusia dan Cinta Kasih

A. Pengertian Cinta Kasih
               Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
                Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan scara.
           Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr Sarlito W.Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan.


B. Cinta Menurut Ajaran Agama

Cinta Diri
        Cinta diri erat kaitannnya dengan dorongan menjaga diri. Al-Qur'an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya sendiri dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya. 
               Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginnya dan memudahkkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup, (Q.S Al-Adiyat, 100:8)

               Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.



Cinta kepada sesama manusia

               Agar manusia dapat hidup dengan penuh keselarasan dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan emberi bantuan kepada orang lain. 

               Al-Quran juga menyeru kepada orang-orang beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya tergantung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.



Cinta seksual

               Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian dan kerjasama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor prmer bagi kelangsungan hidup keluarga.



Cinta kebapakan
             Para ahli jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia.



Cinta kepada Allah
               Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakan ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya.



Cinta kepada Rasul
               Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna baik manusia baik dalam tingkah laku, moral maupun berbagai sifat luruh lainnya.



C. Kasih Sayang
     Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indoensia karangan W.J.S.Poerwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
              Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua, pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tunya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi apabila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
               Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyrakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :

  1. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif. Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materil dengan sebanyak-banyaknya dan si anak menerima saja, mengiyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
  2. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif. Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
  3. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu, orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
  4. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif. Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.

D. Kemesraan
               Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pia wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasrnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam.

               Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemapuan dan bakatnya



E. Pemujaan
               Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, niali dan makna kehidupan yang sebenarnya. 
               Tuhan adalah pencipta, tetapi tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya. Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusai itu sendiri dan penciptaan semesta untuk manusia.

F. Belas kasihan
               Kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain. 
Cara-cara menumpahkan belas kasihan
               Dalam kehidupan banyak sekali yang harus kita kasihani dan banyak cara kita menumpahkan belas kasihan, yang perlu kita kasihani antara lain : yatim piatu, orang-orang jompo yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang benar-benar tidak mampu bekerja, orang sakit dirumah sakit, orang cacat, masyarakat kita yang hidup menderita dan sebagainya.
               Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan bergantung pada situasi dan kodisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan sebagainya.

G. Cinta Kasih Erotis
            Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat eksklusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
              Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali dicampurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba-tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat diantara dua orang yang asing satu sama lain. Dalam cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan.
               Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya. 
           Dengan demikian maka, baik pandangan bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual  belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemuan, kedua-duanya benar, atau lebih tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang satu, juga tidak pada yang lain.

Sumber :
Seri Diktat Kuliah MKDU : Ilmu Budaya Dasar Universitas Gunadarma



Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. 

A.  Manusia
               
               Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaaan (politik), makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat) dan lain sebagainya.
                Ada dua pandangan yang akan dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia
  1. Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terikat yaitu jasad, hayat, ruh dan nasfsu.
  2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a. Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). 
b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian "eksekutif" karena perannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan struktur keppribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. 
              Jadi superego merupakan kesatuan standar-standaar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang empunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.

B. Hakikat Manusia

a. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai suatu kesatuan yang utuh

     Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jika manusia meninggal. jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran.

b. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.

     Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena mamnusia dilengkapi oleh penciptaannya dengan akal, perasaan dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akan (ratio) manusia mampu menciptakan ilmupengetahuan dan teknologi. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan seni. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalam rangsangan jasmani melalu pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat manusia misalnya :

  1. Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
  2. Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan.
  3. Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
  4. Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan diri yang lain.
  5. Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat.
  6. Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
c. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi

     Sebagai makhluk hayati, manusia dapat diperlajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya dan lain-lain. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat diperlajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas dan lain sebagainya.

d. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
   Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor aharan "eksistensialisme" memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), emiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
     Hidup manusia mempunyai tiga tarfa, yaitu estetis, etis dan religius.


C. Kepribadian Bangsa Timur
    
   Bagan mengenai psiko-sosialgram manusia menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul kebudayaan, mentalistas dan pembangun yaitu 
   Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadan dan sub  sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedakanab dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan.
   Nomor 5 disebut kesadaran yang tak ditanyatakan. Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari ole si iindividu yang bersangkutan, tetapi disimpannya saja di dalam alam jiawanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dlam lingkungannya.
   Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan, Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakn secara terbuka oleh individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya.
   Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikeja-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan
   Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya. 
   Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari. 
   Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, teridiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan masa bodoh

D. Pengertian Kebudayaan
      Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekertaberasal dari kata budhayah yang berati budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berati mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai "segala sesuatu yang dihaslkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan unutk mengolah tanah atau tempat tinggalnya;, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan gidupnya di dalam lingkungannya".

E. Unsur-unsur Kebudayaan 
   C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :
  1. Sistem Religi, merupakan produk manusia sebagai homo religieus.
  2. Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo socius.
  3. Sistem pengetahuan, merupakan produk manusia sebgai homo sapiens.
  4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi, merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
  5. Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produk manusia sebagai homo faber.
  6. Bahasa, merupakan produk manusia sebagai homo longuens.
  7. Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus.

F. Wujud Kebudayaan
  1. Kompleks gagasan, konsep dan pemikiran manusia.  Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya atau dengan kata lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
  2. Kompleks aktivitas. Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi.Wujud ini disebut sistem sosial.
  3. Wujud sebagai benda. Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai pengunaan peralatan sebagai hasil karya manusai untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya.
G. Orinetasi Nilai Budaya

H. Perubahan Kebudyaan
      Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian) dan bahasa.
Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oeleh beberapa hal :
  1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
  2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
      Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam. Beberapa masalah yang menyangkut proses akulturasi adalah :
a. Unsur-unsur kebudayan asing manakah yang mudah diterima,
b. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima,
c. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang baru,
d. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.

Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknnya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
  1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
  2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandasakan ajaran agama yang berlaku.
  3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut untuk menetukan proses penerimaan kebudayaan baru.

I. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
      Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
      Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan manusia dengan masyrakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lian. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
  1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
  2. Obyektivitas, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
  3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyatan yang dibentuk oleh masyarakat.

Sumber : 
Seri Diktat Kuliah MKDU : Ilmu Budaya Dasar Universitas Gundarma


Perbandingan Budaya Indonesia, Jepan dan Cina

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akan manusia. Harskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,bangunan dan karya seni.Bahasa sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Budaya Indonesia,dengan jepang dan cina adalah sebagai berikut:
Jepang
Budaya Harakiri. Harakiri adalah kebiasaan orang Jepang jika mengalami kekalahan atau melakukan kesalahan yang memalukan. Mari kita lihat sisi positif dan negatifnya. Pada zaman dahulu, Harakiri dilakukan saat seseorang kalah berduel. Tidak tahan menanggung malu. Memang terdengar seperti orang yang memiliki kepribadian yang lemah dan dosa hukumnya jika bunuh diri, tetapi maksud sebenarnya adalah untuk menjaga kehormatan. Daripada dibunuh atau diampuni lalu hidup terhina, lebih baik berbesar hati mengakui kekalahan lau mati dengan terhormat.
Sampai sekarang, harakiri masih ada di kehidupan orang Jepang. Lihat saja para koruptor Jepang yang pasti mati bunuh diri karena tak sanggup menahan malu. Padahal mereka korupsi untuk membiayai kebutuhan partai. Tidak seperti di Indonesia masuk rekening pribadi. Inilah yang menyebabkan Jepang tidak masuk dalam 10 Negara Asia terkorup versi metro10.
Atau kisah saat pertempuran Jepang- Amerika di Pulau Iwo Jima. Tentara Jepang hanya ada 22000 dan Amerika 100000. Dilihat dari jumlah sudah pasti kalah. Tapi baik jendral maupun prajurit tidak ada yang mau menyerah. Mereka tetap bertempur walaupun sudah tahu apa hasilnya. Dan bagi mereka yang berhasil selamat, akan langsung menancapkan pisau ke perut mereka alias Harakiri. Bahkan, para pilot yang selamat dalam pertempuran usai perang ini, langsung kembali ke Jepang dan bunuh diri di tempat pendaratan. Dan diyakini mereka menjadi hantu dan membuat tempat pendaratan mereka salah satu tempat terangker di Jepang.
Tradisi penamaan di Jepang
Nama di Jepang terdiri dari dua bagian : family name dan first name. Nama ini harus dicatatkan di kantor pemerintahan (kuyakusho), selambat-lambatnya 14 hari setelah seorang bayi dilahirkan. Semua orang di Jepang kecuali keluarga kaisar, memiliki nama keluarga.
Tradisi pemakaian nama keluarga ini berlaku sejak jaman restorasi Meiji, sedangkan di era sebelumnya umumnya masyarakat biasa tidak memiliki nama keluarga. Sejak restorasi meiji, nama keluarga menjadi keharusan di Jepang. Dewasa ini ada sekitar 100 ribu nama keluarga di Jepang, dan diantaranya yang paling populer adalah Satou dan Suzuki.
Jika seorang wanita menikah, maka dia akan berganti nama keluarga, mengikuti nama suaminya. Namun demikian, banyak juga wanita karir yang tetap mempertahankan nama keluarganya. Dari survey yang dilakukan pemerintah tahun 1997, sekitar 33% dari responden menginginkan, mereka diizinkan untuk tidak berganti nama keluarga.
Hal ini terjadi karena pengaruh struktur masyarakat yang bergeser dari konsep “ie” dalam tradisi keluarga Jepang. Semakin banyak generasi muda yang tinggal di kota besar, sehingga umumnya menjadi keluarga inti (ayah, ibu dan anak), dan tidak ada keharusan seorang wanita setelah menikah kemudian tinggal di rumah keluarga suami.
Tradisi di Jepang dalam memilih first name, dengan memperhatikan makna huruf Kanji, dan jumlah stroke, diiringi dengan harapan atau doa bagi kebaikan si anak.
China
Kebudayaan China ialah penempatan kepada salah satu tamadun tertua dan paling kompleks yang meliputi sejarah lebih 5,000 tahun. Negara China meliputi kawasan geografi besar yang penuh adat dan tradisi yang banyak berbeza antara pekan, bandar dan wilayah.
Kebudayaan kuno China dimulai pada massa kaisar T'ang dinasti Syang yang berlangsung selama tahun 1766- 1122 SM. Pada zaman dinasti ini berkembang semacam feodalisme, selain kaisar yang berkuasa di pusat wilayah ada pula bangsawan- bangsawan yang memerintah di daerah- daerah pesisir .
Pada zaman dinasti Cou seorang raja atau kaisar disebut "Putra langit" yang di percaya sebagai dewa tertinggi alam semesta. Sistem pemerintahan masih sama dengan sistem pemerintahan sekarang, jika seorang raja bekerja dengan baik maka akan di dukung penuh oleh rakyat begitu pun sebaliknya.
Bahasa Cina lisan terdiri daripada sebilangan dialek Cina sepanjang sejarah. Ketika Dinasti Ming, bahasa Mandarin baku dinasionalkan. Sengguhpun begitu, barulah ketika zaman Republik China pada awal abad ke-20 apabila kelihatan apa-apa hasil yang nyata dalam memupuk satu bahasa seragam di China.
Pada zaman kuno, bahasa Cina Klasik menjadi standard penulisan selama beribu-ribu tahun, tetapi banyak terhad kepada golongan sarjana dan cendekiawana. Menjelang abad ke-20, jutaan rakyat, termasuk yang di luar kerabat diraja buta huruf. Hanya selepas Gerakan 4 Mei baru bermulanya usaha beralih ke bahasa Cina Vernakular yang membolehkan rakyat biasa membaca kerana dirangka berasaskan linguistik dan fonologi bagi suatu bahasa lisan.
Sebahagian besar budaya Cina berasaskan tanggapan bahawa wujudnya sebuah dunia roh. Berbagai-bagai kaedah penelahan telah membantu menjawab soalan, dan dijadikan pun alternatif kepada ubat. Budaya rakyat telah membantu mengisi kekosongan untuk segala hal yang tiada penjelasannya. Kaitan antara mitos, agama dan fenomena yang aneh memang rapat sekali. Dewa-dewi menjadi sebahagian tradisi, antara yang terpenting termasuk Guan Yin, Maharaja Jed dan Budai. Kebanyakan kisah-kisah ini telah berevolusi menjadi perayaan tradisional Cina. Konsep-konsep lain pula diperluas ke luar mitos menjadi lambang kerohanian seperti dewa pintu dan singa penjaga. Di samping yang suci, turut dipercayai yang jahat. Amalan-amalan seperti menghalau mogwai dan jiang shi dengan pedang kayu pic dalam Taoisme adalah antara konsep yang diamalkan secara turun-temurun. Upacara penilikan nasib Cina masih diamalkan pada hari ini selepas bertahun-tahun mengalami perubahan.

Alat Musik Tradisional Alat musik tradisional Cina secara sederhana dapat digolongkan sebagai berikut: Alat musik gesek Erhu = Rebab China, badannya menggunakan kulit ular sebagai membran, menggunakan 2 senar, yang digesek dengan penggesek terbuat dari ekor kuda Gaohu = Sejenis dengan Erhu, hanya dengan nada lebih tinggi Gehu = Alat musik gesek untuk nada rendah, seperti Cello Banhu = Rebab China, dengan badan terbuat dari batok kelapa dengan papan kayu sebagai membrannya Alat musik petik Alat musik ini memiliki banyak senar, cara memainkannya dengan memukul Liuqin = Alat musik petik kecil bentuknya seperti buah pir dengan 4 senar Yangqin = dengan stik bambu sebagai pemukulnya Pipa = Alat musik petik berbentuk buah pir dengan 4 atau 5 senar Ruan = Alat musik petik berbentuk bulat dengan 4 senar Sanxian = Alat musik petik dengan badan terbuat dari kulit ular dan dengan leher panjang, memiliki 3 senar Guzheng = Kecapi yang memiliki 16 - 26 senar Konghou = Harpa China Alat musik tiup Dizi = Suling dengan menggunakan membran getar Suona = Terompet China Sheng = Alat musik yang menggunakan bilah logam dengan tabung-tabung bambu sebagai penghasil suara Xiao = Suling Paixiao = Pipa pen Alat musik pukul ( perkusi ) Paigu = Gendang yang terdiri dari satu set 4 atau lebih. Dagu = Tambur besar. Chazi = Simbal, cengceng. Luo = Gong. Muyu = Kecrek terbuat dari kayu.

Pakaian bangsa China Sejarah kehadiran kaum China bermula dengan berkembangnya Melaka sebagi pusat perdagangan, diikuti Pulau Pinang dan Kula Lumpur. Kehadiran mereka ini membawa bersama bukan sahaja barangan dagangan untuk tukaran, tetapi jua adat resam, budaya dan corak pakaian tradisional mereka yang kemudiannya disesuaikan dengan suasana tempatan. Busana klasik China yang asalnya berlapis-lapis, sarat dengan sulaman benang emas dan sutera, kini masih boleh dilihat dengan diubahsuai mengikut peredaran masa dan kesesuaian. Jubah Labuh, Cheongsam, Baju Shanghai dan Samfoo kekal dipakai di dalam majlis dan upacara. Kebanyakannya masih dihasilkan dari negeri China menggunakan pabrik sutera dan broked yang berwarna terang dengan ragamhias benang emas dan perak.
Bahasa Bahasa China lisan terdiri daripada sebilangan dialek Cina sepanjang sejarah. Ketika Dinasti Ming, bahasa Mandarin baku dinasionalkan. Sengguhpun begitu, barulah ketika zaman Republik China pada awal abad ke-20 apabila kelihatan apa-apa hasil yang nyata dalam memupuk satu bahasa seragam di China. Pada zaman kuno, bahasa China Klasik menjadi standard penulisan selama beribu-ribu tahun, tetapi banyak terhad kepada golongan sarjana dan cendekiawana. Menjelang abad ke-20, jutaan rakyat, termasuk yang di luar kerabat diraja.

Indonesia :
Adapun masyarakat di Indonesia tidak semua suku memiliki tradisi nama keluarga. Masyarakat Jawa misalnya, tidak memiliki nama keluarga. Tetapi suku di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi memiliki nama keluarga. Dari nama seseorang, kita dapat memperkirakan dari suku mana dia berasal, agama apa yang dianut dsb. Berikut karakteristik nama tiap suku di Indonesia

Suku Jawa (sekitar 45% dari seluruh populasi) : biasanya diawali dengan Su (untuk laki-laki) atau Sri (untuk perempuan), dan memakai vokal “o”. Contoh : Sukarno, Suharto, Susilo, Joko, Anto, Sri Miranti, Sri Ningsih.
Suku Sunda(sekitar 14% dari seluruh populasi) : banyak yang memiliki perulangan suku kata. Misalnya Dadang, Titin, Iis, Cecep
Suku Batak : beberapa contoh nama marga antara lain Harahap, Nasution.
Suku Minahasa : beberapa contoh nama marga antara lain Pinontoan, Ratulangi.
Suku Bali : Ketut, Made, Putu, Wayan dsb. Nama ini menunjukkan urutan, bukan merupakan nama keluarga.

Selain nama yang berasal dari tradisi suku, banyak nama yang diambil dari pengaruh agama. Misalnya umat Islam : Abdurrahman Wahid, Abdullah, dsb. Sedangkan umat Katolik biasanya memakai nama baptis : Fransiskus, Bonivasius, Agustinus, dsb.

Baik di Jepang maupun di Indonesia dalam memilih nama (first name) sering memilih kata yang mensimbolkan makna baik, sebagai doa agar si anak kelak baik jalan hidupnya. Khusus di Jepang, banyaknya stroke kanji yang dipakai juga merupakan salah satu pertimbangan tertentu dalam memilih huruf untuk anak. Umumnya laki-laki di Jepang berakhiran “ro”, sedangkan perempuan berakhiran “ko”

Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut. Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satuturunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.

Kesimpulan :
Perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang bermanfaat untuk mengetahui pola berfikir bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Salah satu kesulitan utamanya adalah perbedaan karakteristik kedua bangsa: bangsa Jepang relatif homogen, sedangkan bangsa Indonesia sangat heterogen.
Baik budaya Jepang maupun Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan rasa hormat, rasa maaf. Jabat tangan adalah satu-satunya tradisi yang berlaku baik di Jepang maupun Indonesia. Kesalahan yang sering terjadi jika seorang Indonesia baru mengenal budaya Jepang adalah saat melakukan ojigi, wajah tidak ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi karena terpengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah mencampurkan ojigi dan jabat tangan. Hal ini juga kurang tepat dipandang dari tradisi Jepang.